Petama kali koperasi muncul di eropa
pada awal abad ke-19. Ada dua alasan yang mendasari pengaruh sosialisme yang terdapa
di eropa itu muncul dengan alasan sebagai berikut :
1.
Terdapatnya kesamaan motif antara
gerakan koperasi dengan gerakan sosialis.
2.
Sebagai suatu bentuk organisasi
ekonomi yang berbeda dengan bentuk struktur organisasi ekonomi kapitalis.
Perkembangan koperasi di eropa
-
Inggris
-
Perancis
-
Jerman
-
Denmark
-
Swedia
A. Inggris
Penderitaan yang dialami
oleh kaum buruh di berbagai Negara di Eropa
pada awal abad ke-19 dialami pula oleh para pendiri Koperasi konsum
si di Rochdale, Inggris, pada tahun 1844.
Pada mulanya
Koperasi Rochdale memang hanya bergerak
dalam usaha kebutuhan konsumsi. Tapi
kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya
dengan melakukan usaha-usaha produktif. Dengan
berpegang pada asas-asas Rochdale, para pelopor
Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil
mereka itu menjadi usaha yang mampu
mendirikan pabrik, menyediakan perumahan
bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengururs Koperasi.
Menyusul keberhasilan Koperasi
Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi
Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi
Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para
konsumen.
Dalam rangka lebih
memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun
1862, Koperasi-koperasi konsumsmi di Inggris
menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian
dengan nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada
tahun 1945, C. W. S. telah memiliki sekkitar 200 buah
pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja,
yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000
poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah
anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris
telah berj umlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar
50.000.000 orang penduduk Inggris.
B. Perancis
Revolusi Perancis dan
perkembangan industri telah menimbulkan
kemiskkinan dan penderitaan bagi rakyat Perancis.
Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti Charles
Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan
nasib rakyat, para pengusaha kecil di
Perancis berhasil membangun Koperasi-koperasi yang bergerak
dibidang produksi.
Dewasa ini di
Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi
Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung sebanyak
476 buah. Jumlah anggotanya mencapai
3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki
berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal
sebesar 3.600 milyar franc/tahun.
C. Jerman
Sekitar tahun
1848, saat Inggris dan Perancis telah
mencapai kemaj uan, muncul seorang pelopor yang
bernama F. W. Raiffeisen, walikota di
Flammersfield. Ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam
perkumpulan simpan-pinjam.
Setelah melalui beberapa rintangan,
akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi dengan pedoman kerja
sebagai berikut :
1.
Anggota Koperasi wajib menyimpan
sejumlah uang
2.
Uang simpanan boleh dikeluarkan
sebagai pinjaman dengan membayar bunga.
3.
Usaha Koperasi mula-mula
dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama yang erat.
4.
Pengurusan Koperasi
diselenggarakan oleh anggota yang dipilih
tanpa mendapatkan upah.
5.
Keuntungan yang diperoleh digunakan
untuk membantu kesejahteraan masyarakat
Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman
ialah seorang hakim bernama H. Schulze yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada
tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi simpan-pinjam yang
bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja
Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal
kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah
perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih
dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka
pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh
dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.
D. Denmark
Jumlah anggota
Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30%
dari seluruh peduduk.
Denmark. Hampir sepertiga
penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30 tahun
balajar di perguruan tinggi.
Dalam perkembangannya,
tidak hanya hasil-hasil pertanian yang
didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang
kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark
juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini
kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar